Tinta


Masih teringat jejak yang kita buat berdua. Canda tawa canggung saat bermain kata-kata. Mencoba menggali harta yang terkubur. Aku temukan harta saat itu tetapi aku bukanlah berlian yang kamu mau. Entah aku memikirkan apa waktu itu, senyummu suaramu meluluh lantahkan samudra hatiku. Aku terpana pada sosok bersahajamu. Ingin rasanya ku gambarkan segala rasa itu menjadi pelangi dalam kanvas. Menyimpanmu dalam kegelapan hatiku yang buta akan rasa ini. Hirapmu sekarang membuatku sadar, pertemuan kita harusnya tak terjadi, harusnya tak pernah ku pungut kuas itu dan tak pernah menulismu dengan tinta hitam di hatiku. Cukup rasa itu saja, pernah Bahagia.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hello November

Aku Rindu, Kembalilah

Mungkin Aku Hanya Bersandiwara