Memori
Aku tutup mataku menyegel memori tentangmu. Di dalamku sedang ada perang. Otakku berusaha menghapusmu namun hatiku ingin kau tetap ada. Alhasil aku terterjang bandang deras. Airku mengalir, membanjiri permukaan pipi yang biasa ku poles. Aku coba melenyapkan air itu, tetapi aku hanya membiarkannya mengering membekas. Aku harap tak ada ingatan tentangmu, tetapi hati seakan berdemo meminta menjaga memori tentangmu. Menuntutmu merindukan memiliki memori indah bersamamu lagi. Namun tak bisa, rasionalku berkata semuanya telah rusak ditandai kepergianmu kala itu.

Komentar
Posting Komentar