Lindap, Derau
Derau angin yang lembut semilir
menenggelamkanku dalam nestapa. Membuatku terlelap dalam, pelupukku kian
terpenjam. Samar-samar aku mulai melihat cahaya yang lindap. Ternyata itu kamu,
kamu mampir lagi dalam lelapku di siang terik. Oh kamu bercengkarama dengan
bunga manis di ujung bangku gajebo itu. Bunga itu menghampiriku, ia berkata
padaku, "oh melati kenalkan aku mawar, mulai esok tak usahlah dikau
bersama dia lagi, sudah ada aku sekarang, terimakasih sudah temani dia beberapa
hari lalu." Tak ayal, esok kamu benar hilang. Mimpi memang kejam
terkadang, kejam saat jadi nyata.

Komentar
Posting Komentar